Karakteristik arus lalu lintas
Teori
arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi dan
kendaraan antara dua titik dan interaksi mereka membuat satu sama lain.
Sayangnya, mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi
adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Untungnya,
pengemudi cenderung berperilaku dalam kisaran cukup konsisten dan,
dengan demikian, aliran lalu lintas cenderung memiliki beberapa
konsistensi yang wajar dan secara kasar dapat direpresentasikan secara
matematis. Untuk lebih mewakili arus lalu lintas, hubungan telah dibuat
antara tiga karakteristik utama: (1) arus, (2) kepadatan, dan (3)
kecepatan. Hubungan ini membantu dalam perencanaan, desain, dan operasi
fasilitas jalan
1. Diagram ruang waktu
Para perekayasa lalu lintas menggambarkan lokasi kendaraan pada waktu
tertentu dengan menggunakan diagram ruang waktu. Diagram dua dimensi
menunjukkan lintasan kendaraan melalui ruang waktu dari asal yang
tertentu menuju tujuan tertentu pula. Beberapa kendaraan yang
ditunjukkan dalam diagram menunjukkan karakteristik yang tidak seragam
dari masing-masing kendaraan karena adanya perbedaan kecepatan, perilaku
pengemudi, karakteristik kendaraan.
Diagram ruang waktu banyak digunakan dalam perencanaan perangkat
APILL (alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas) secara lebih khusus dalam
melakukan koordinasi antar persimpangan dalam kaitannya membentuk gelombang hijau (green wave) agar meningkatkan effisiensi jaringan jalan di perkotaan.
2. Arus dan kepadatan
Arus (q) = adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik dalam satuan waktu tertentu (kendaraan per jam)
Kepadatan (konsentrasi) (k) = jumlah kendaraan (N) per satuan panjang jalan (L) (unit kendaraan per kilometer)
dimana:
- = jumlah kendaraan yang melewati satu titik tertentu di jalan dalam sec
- = arus dalam satu jam
- = panjang jalan
- = kepadatan/density
3. Kecepatan
Mengukur kecepatan lalu lintas tidak semudah yang dibayangkan, kita
dapat mengukur kecepatan suatu kendaraan berdasarkan waktu atau
berdasarkan ruang, yang hasilnya dapat berbeda sedikit satu dengan
lainnya
3.1. Kecepatan rata-rata waktu/Time mean speed
Kecepatan rata-rata waktu () = Rata-rata aritmatika kecepatan kendaraan yang lewat suatu titik:
3.2. Kecepatan rata-rata ruang/Space mean speed
Kecepatan rata-rata ruang ()
Didefinisikan sebagai rata-rata harmonik kecepatan melewati suatu titik
selama periode waktu. Hal ini juga sama dengan kecepatan rata-rata pada
suatu panjang jalan tertentu.
3.3. Kaitan antara kecepatan rata-rata waktu dengan kecepatan rata-rata ruang
Perhatikan bahwa kecepatan rata-rata waktu adalah kecepatan rata-rata
melewati suatu titik yang berbeda dari kecepatan rata-rata ruang
berarti kecepatan yang kecepatan rata-rata sepanjang panjang a.
Dua kecepatan yang terkait sebagai
Sebagai aturan praktis kecepatan rata-rata waktu yang berarti sekitar
2% lebih besar dari kecepatan rata-rata ruang berarti yaitu kecepatan
dimana:
- = kecepatan rata-rata waktu
- = kecepatan rata-rata ruang
- = arus bebas (Kecepatan pada saat tidak macet)
4. Headway
4.1. Jarak antara
Jarak antara () = Adalah perbedaan jarak antara bagian depan kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya, yang dinyatakan dalam m.
Jarak antara rata-rata ()= Jarak antara rata-rata * Waktu antara rata-rata
Keterkaitan antara kepadatan dengan jarak antara adalah sebagai berikut:
4.2. Waktu antara
Waktu antara ()
= merupakan perbedaan waktu antara bagian depan dari sebuah kendaraan
melewati suatu titik tertentu dengan kedatangan bagian depan kendaraan
berikutnya dinyatakan dalam detik.
Waktu antara rata-rata () = Rata waktu tempuh untuk satuan waktu tertentu dikali Jarak antara rata-rata.
Dimana:
- = Waktu antara kendaraan n dan m
- = Jarak antara kendaraan n dan m
5. Hubungan Arus dengan Kecepatan dan Kepadatan
Hubungan antara peubah arus, kepadatan dan kecepatan lalu lintas ditunjukkan dalam rumusan berikut:
Hubungan antara besarnya arus/ volume lalu lintas dengan
kecepatan(dalam hal ini kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas
secara grafis pada gambar sebagai berikut:
- Hubungan kecepatan dan kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan ruang bebas yang lebih besar antar kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan perkilometer menjadi lebih kecil.
- Hubungan kecepatan dan arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola tercapai kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga akan semakin mengecil.
- Hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin tinggi kepadatan arus akan semakin tinggi sampai suatu titik di mana kapasitas terjadi, setelah itu semakin padat maka arus akan semakin kecil.
6. Satuan Mobil Penumpang
Satuan mobil penumpang disingkat SMP adalah satuan
kendaraan di dalam arus lalu lintas yang disetarakan dengan kendaraan
ringan/mobil penumpang, dimana besaran SMP dipengaruhi oleh tipe/jenis
kendaraan, dimensi kendaraan, dan kemampuan olah gerak. SMP digunakan
dalam melakukan rekayasa lalu lintas terutama dalam desain persimpangan,
perhitungan waktu alat pengatur isyarat lalu lintas (APILL), ataupun
dalam menentukan nisbah volume per kapasitas jalan (V/C) suatu ruas jalan. Di Amerika dan Eropa, satuan mobil penumpang dikenal dengan istilah passenger car unit atau PCU atau passenger car equivalent (PCE).
6.1. Besaran SMP
Besaran satuan mobil penumpang bervariasi menurut lokasi apakah itu
di perkotaan atau di jalan raya, ataupun di persimpangan. Tabel berikut
menunjukkan satuan mobil penumpang yang biasanya digunakan di Indonesia
yang diolah dari berbagai sumber termasuk manual kapasitas jalan
Indonesia ditunjukkan dalam daftar berikut:
Jenis kendaraan
|
Jalan raya
|
Perkotaan
|
Mobil
penumpang, taxi, pickup, minibus
|
1
|
1
|
Sepeda
motor
|
0,5 - 1
|
0,2 - 0,5
|
Bus, truk
2 dan 3 sumbu
|
3
|
2
|
Bus
tempel, truk > 3 sumbu
|
4
|
3
|
Referensi
- Traffic Signal Timing Manual, chapter 6 ( http://ops.fhwa.dot.gov/publications/fhwahop08024/chapter6.htm )
- Traffic Control Systems Handbook: Chapter 3. Control Concepts - Urban And Suburban Streets,( http://ops.fhwa.dot.gov/publications/fhwahop06006/chapter_3p1.htm )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar