Karakteristik pemakai jalan
Karakteristik
pengguna jalan bervariasi dari satu orang ke orang lain, baik
karakteristik mentalnya maupun karakteristik phisik pengguna jalan.
Dalam merancang lalu lintas perlu dipahami karaktaristik pengguna agar
bisa menggunakan semua variabel karakteristik pengguna jalan dalam
merencanakan, mengoperasikan serta mengendalikan lalu lintas yang aman,
aman, efisien dan berwawasan lingkungan. Karakteristik pengguna jalan
merupakan bagian yang sangat penting untuk diketahu oleh para perencana
lalu lintas. Pemahaman karakteristik pengguna jalan perlu dibedakan
antara pengguna kendaraan dan pejalan kaki.
Banyaknya kecelakaan akibat pengemudi mengantuk atau kelelahan membuat Google Inc.
menciptakan teknologi yang bisa mengantisipasi kejadian seperti itu.
Kini, mereka telah menciptakan mobil otomatis, yang bisa beroperasi
tanpa campur tangan manusia. "Tujuan kami adalah untuk membantu mencegah
kecelakaan lalu lintas, membantu orang menghemat waktu (dengan tidak
menyetir sendiri), serta mengurangi emisi karbon melalui perubahan
mendasar dalam menggunakan mobil," sebut Google di blog resminya.
1. Karakteristik Mental
Ada empat karakteristik yang mempengaruhi mental seorang pengemudi,
yaitu secara kecerdasan/inteligensia, motivasi, belajar dan emosi.
1.1. Kecerdasan
Istilah kecerdasan diturunkan dari kata inteligensi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, inteligensi adalah kemampuan berurusan dengan
abstraksi- abstraksi mempelajari suatu kemampuan menangani situasi-
situasi baru.
Secara umum, kecerdasan (inteligensi)
merupakan suatu konsep abstrak yang diukur secara tidak langsung oleh
para psikolog melalui tes inteligensi untuk mengestimasi proses
intelektual / kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara
kritis cermat dan teliti, serta menghasilkan ide-ide baru secara efektif
dan efisien, sehingga kajian-kajian kecelakaan yang terkait dengan
kecerdasan menunjukkan semakin tinggi kecerdasan akan semakin baik menganalisis keadaan untuk mengambil langkah pengemudian kendaraan yang lebih tepat.
1.2. Motivasi
Pertimbangan motivasi untuk melakukan perjalanan merupakan bagian
dasar perencanaan lalu lintas. Motivasi dipengaruhi oleh kelelahan
suasana bathin pengemudi dan kejenuhan sehingga pengemudi menjadi kurang
hati-hati dan beresiko terhadap kecelakaan.
Upaya meningkatkan motivasi dilakukan melalui pendekatan keagamaan,
pendidikan, reward dan punishment kepada pengemudi. Punishment bisa
dilakukan oleh aparat penegak hukum melalui penegakan hukum yang tegas,
khusus untuk perusahaan angkutan umum atau supir perusahaan diakukan
dengan penetapan aturan perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan.
Untuk pelaksanaannya dapat menggunakan sistem informasi moder yang
memanfaatkan satelit GSM, tapi dilain pihak untuk meningkatkan motivasi
perlu memberikan insentif.
1.3. Belajar
Untuk bisa mengendalikan kendaraan dalam lalu lintas dengan sempurna,
pengguna jalan senantiasa harus meningkatkan keahliaannya dan
pengetahuannya. Semakin berpengalaman seorang pengemudi semakin mulus
mengemudikan kendaraannya dan semakin rendah pelanggaran yang
dilakukannya, dengan catatan bahwa pengemudi senantiasa diawasi oleh
aparat, dan diambil tindakan kalau melakukan pelanggaran.
1.4. Emosi
Emosi seorang pengemudi akan mempengaruhi keputusan yang akan
dibuatnya atas dasar pengalaman yang dimilikinya, kecerdasannya serta
pengendalian yang dilakukan atas jalannya operasional lalu lintas. Usia
seseorang juga mempengaruhi emosi dalam berlalu lintas. Seorang pejalan
kaki yang sedang menyeberang akan mempunyai reaksi yang berbedaa antara
kelompok orang tua (manula), kelompok orang dengan usia produktif dan
kelompok usia anak-anak.
2. Karakteristik phisik
Karakteristik phisik yang paling penting dari seorang pengemudi
adalah kemampuannya untuk bisa melihat dengan jelas objek tetap berupa
jalan dan perlengkapan diatasnya yang mencakup bidang penglihatannya dan
buta warna.
2.1. Penglihatan
2.1.1. Bidang penglihatan
Bidang pelinghatan dapat dikelompokkan atas:
- Kerucut penglihatan tajam 3° sampai 10° disekitar pusat pandangan yang biasanya digunakan untuk membaca, terfokus pada objek yang dilihat.
- Kerucut cukup jelas 10° to 12° disekitar pusat pandangan warna dan bentuk dapat terlihat dengan jelas, rambu dipinggir jalan terlihat.
- Pandangan sekeliling 90° kekiri kanan pusat pandangan, adanya pergerakan disini masih terdeteksi. Sudut pandang semakin mengecil dengan bertambahnya kecepatan, khususnya kalau melihat dari ruang kemudi seperti ditunjukkan dalam gambar berikut:
2.1.2. Titik Buta
Titik buta dalam berkendara adalah bagian dari sekeliling kita
yang tidak bisa kelihatan pada saat mengemudikan kendaraan, karena
beberapa alasan seperti jangkauan pandangan yang terbatas cermin, terhalang oleh muatan
yang dibawa. Titik buta mobil penumpang adalah di sebelah kiri dan
kanan pengemudi seperti ditunjukkan dalam gambar. Untuk kendaraan box,
truk dan truk peti kemas, pandangan melalui cermin tengah tidak ada jadi
mereka tergantung kepada cermin pintu. Kendaraan yang tinggi seperti
bus, truk tidak bisa melihat di sekitar mereka yang rendah.
a. Letak titik buta
Letak titik buta tergantung kepada jenis kendaraan yang digunakan.
Titik buta mobil penumpang adalah di sebelah kiri dan kanan pengemudi
seperti ditunjukkan dalam gambar. Untuk kendaraan box, pandangan melalui
cermin tengah tidak ada jadi mereka tergantung kepada cermin pintu.
Kendaraan yang tinggi tidak bisa melihat di sekitar mereka yang rendah.
b. Titik buta truk trailer
Truk dengan kereta gandengan dan truk dengan kereta tempelan juga
mempunyai kelemahan dalam melihat kaca sepion terutama pada saat
membelok, yang mengaikibatkan dia tidak bisa melihat apa yang terjadi di
belakangnya, selain itu kendaraan lain juga bisa berjalan terlalu dekat
di belakang truk trailer untuk berlindung dari terpaan angin, dan hal
ini sangat berbahaya sebab kendaraan yang di belakang tidak mengetahui
kalau tiba-tiba truk trailer yang di depan mengerem kendaraannya.
Sangatlah penting agar pengemudi trailer mengetahui anda berada di
belakang.
c. Langkah untuk mengurangi pengaruh titik buta
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menghilangkan pengaruh titik buta antara lain dengan:
- menggunakan cermin cembung untuk memperluas pandangan,
- menggunakan beberapa cermin sekaligus, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan disekeliling kendaraan,
- cermin di belakang yang biasa digunakan pada minibus,
- ataupun yang modern adalah penggunaan kamera video sehingga dapat melihat kondisi di belakang kendaraan secara lebih jelas, bahkan ada layar yang ditempatkan didashboard dilengkapi dengan lintasan yang akan dilewati.
- sensor jarak yang dipergunakan pada saat kendaraan sedang berjalan ataupun berjalan mundur.
2.2. Reaksi pengemudi
Kendaraan yang bergerak tidak bisa dihentikan seketika tetapi melalui
suatu proses yang terkait dengan waktu reaksi sebelum mengambil
langkah, semakin cepat kendaraan berjalan akan semakin rawan terhadap
terjadinya kecelakaan.
2.2.1. Waktu Reaksi
Waktu yang diperlukan antara melihat suatu kejadian, mengolah
informasi tersebut diotak untuk kemudian mengambil reaksi disebut
sebagai waktu reaksi, atau didalam berbagai referensi disebut sebagai
PIEV sebagai singkatan dari Perception, Intelection, Emotion dan
Volition.
- Perception, merupakan saat pandangan mata yang menangkap adanya suatu keadaan/ancaman dihadapan pengemudi.
- Intelection, informasi yang diperoleh mata selanjutnya dikirim ke otak oleh syaraf mata, informasi diolah oleh otak dengan menggunakan kecerdasan otak dengan menggunakan ingatan masa lalu ataupun analisis keadaan.
- Emotion, pengambilan keputusan diotak, mengenai langkah yang akan dilakukan untuk menghadapi keadaan/ancaman dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan yang sering-sering dipengaruhi oleh emosional pengemudi.
- Volition, merupakan instruksi yang telah diolah untuk diteruskan melalui syaraf kepada tindakan yang akan diambil oleh tangan, dan kaki pengemudi.
Waktu PIEV seorang pengemudi rata-rata 2,5 detik tetapi dapat lebih
cepat pada orang-orang tertentu seperti pembalap yang harus mengambil
tindakan/langkah dengan sangat cepat dan lebih lama pada orang-orang
yang lebih tua, minum obat, kelelahan, gangguan phisik pada penderita
cacat, cuaca.
Besarnya waktu reaksi ini penting dalam merancang berbagai perangkat
lalu lintas seperti pada survai arus jenuh pada persimpangan, dalam
perhitungan waktu hijau/merah pada Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas
(APILL), penempatan rambu dan lain sebagainya.
2.2.2. Jarak reaksi
Dengan diketahuinya waktu reaksi maka dapat dihitung jarak yang
ditempuh kendaraan sebelum pengemudi bereaksi dengan menggunakan rumus
berikut:
dimana:
- d = jarak reaksi, m
- t = waktu reaksi, detik
- S = kecepatan awal kendaraan, km/jam
Referensi
- Google’s self-driving car ( http://www.smartplanet.com/blog/thinking-tech/googles-self-driving-car/ )
- R. R. Vickers and A. Villasenor, Intelligence and Accidents: A Multilevel Model
- Mahdi Amiripour, Road User and Vehicle Characteristics ( http://webpages.iust.ac.ir/amiripour/materials/Lecture%202-%20Road%20User%20and%20Vehicle%20Characteristics.pdf )
- Bases of technics of driving ( http://www.vozhdenieauto.com/en/technics-management-car-4.html )
- Memasang Blindspot Miroor ( http://saft7.com/?p=140 )
- Kaca spion di mobil mungkin sudah tidak diperlukan lagi di masa depan ( http://www.otakku.com/2008/06/05/toshiba-uses-monitors-as-side-mirrors/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar